Friday, April 22, 2016
Kisah Islami "pdf Kisah Wali Songo'
Selamat sore ,,,ini sambungan yg kemaren dari kisah walisongo yg saya dapat dari http://dimhad.6te.net .
Agaknya pendeta tua itu tak mau mengakui kenyataan yang ada. Dia memberi isyarat kepada
keempat anak buahnya yang memegangi si gadis cantik untuk melepaskannya dan segera
mengikuti langkahnya pergi meninggalkan desa itu.
Ketika hujan sudah reda, orang-orang yang bersorak sorai kegirangan segera menjatuhkan diri
berlutut di hadapan Kakek Bantal dan kelima muridnya. Termasuk si gadis cantik yang hampir
saja dikorbankan nyawanya oleh pendeta tua.
“Bangunlah Kisanak semua !” kata Kakek Bantal. “kalian tidak boleh bersujud kepada sesama
manusia. Hanya Tuhan Allah yang pantas kalian sembah dalam sujud.”
Setelah mendengar ucapan Kakek Bantal, semua orang segera bangkit untuk bersila, salah
seorang dari mereka yang nampaknya berusia lanjut berkata, “Kami sangat berterima kasih
kepada Tuan, karena Tuan telah menolong kami menurunkan hujan yang telah lama kami
tunggu-tunggu. Bolehkah kami minta diajarkan tata cara meminta hujan seperti tadi ?”
Ya !” sahut penduduk lainnya. “Ajarkan kepada kami cara menurunkan hujan tanpa
mengorbankan manusia !”
Kakek Bantal tersenyum arif. Orang-orang desa itu telah manaruh simpati kepadanya. Rasa
simpati itulah modal utama untuk memperkenalkan ajaran Islam kepada mereka.
“Kalau kalian ingin diajari cara minta hujan seperti tadi,” kata Kakek Bantal. “Maka kalian
harus mengenal dan mempelajari dulu agama Islam. Maukah kalian ?” “Mauuuuuu ...... ! jawab
para penduduk dengan serentak.
Demikianlah, selama beberapa hari Kakek Bantal tinggal di desa itu. Membimbing para
penduduk desa untuk mempelajari agama Islam sesuai dengan tingkat pemahaman mereka
selaku orang awam.
Selanjutnya Kakek Bantal meneruskan perjalanan pulang ke Gresik. Ia telah menugaskan dua
orang muridnya yang ahli dalam mengolah lahan pertanian dan bangunan untuk membimbing
penduduk desa itu. Sehingga terbinalah imam dan taraf hidup penduduk desa itu.
27
Pada setiap desa yang dilaluinya Kakek Bantal selalu berbuat kebajikan. Jika dipandang perlu
untuk menempatkan muridnya di desa yang disinggahi maka murid itupun ditugaskan untuk
membimbing penduduk desa yang dilaluinya.
3. Siapa Kakek Bantal?
Jauh sebelum Kakek Bantal datang ke Pulau Jawa, sebenarnya sudah ada masyarakat Islam di
daerah-daerah pantai utara. Termasuk di desa Leran. Hal itu bisa dibuktikan dengan adanya
makam seorang wanita bernama Fatimah Binti Maimun yang meninggal pada tahun 475
Hijriyyah atau pada tahun 1082 M.
Bahkan pada tahun 99 H, Sri Maharaja Serindrawarman dari kerajaan Sriwijaya di Sumatra telah
masuk Islam. Kemudian pada abad pertama Hijriyyah, menurut K.H. Sirajuddin Abbas, di Pulau
Jawa sudah ada seorang raja yang masuk agama Islam yaitu Ratu Sima. Menurut dokumen
disebut Ratu Simon. Dalam dokumen itu disebutkan bahwa Rati Sima adalah penguasa kerajaan
Kalingga di Jepara Jawa Timur (mungkin dahulu wilayah Jawa Timur, tetapi sekarang kota
Jepara adalah daerah Jawa Tengah).
Seorang Khalifah Bani Umaiyah, pengganti Khalifah Sulaiman Bin Abdul Malik, yaitu Khalifah
Umar bin Abdul Aziz yang berkuasa dari tahun 99 – 101 H, pernah berkorespondensi dengan
Maharaja Jambi (Sriwijaya) dan Ratu Sima tersebut. Kumpulan dari surat-surat itu masih
tersimpan baik di Musium Granada Spanyol sampai sekarang.
Jadi, sebelum jaman Wali Songo, Islam sudah ada di Pulau Jawa yaitu daerah Jepara dan Leran.
Tetapi Islam pada masa itu belum berkembang secara besar-besaran. Kakek Bantal diperkirakan
datang ke Gresik tahun 1404 M. Beliau berdakwah di Gresik hingga akhir wafatnya yaitu pada
tahun 1419.
Pada masa itu kerajaan yang berkuasa di Jawa Timur adalah Majapahit. Raja dan rakyatnya
kebanyakan masih beragama Hindu atau Budha. Sebagaian rakyat Gresik sudah ada yang
beragama Islam tetapi masih banyak yang beragama Hindu. Atau bahkan tidak beragama sama
sekali.
Dalam berdakwah Kakek Bantal menggunakan cara yang bijaksana dan strategi yang tepat
berdasarkan ajaran Al-Qurán yaitu :
28
“Hendaknya engkau ajak kejalan Tuhanmu dengan hikmah (kebijaksanaan) dan dengan
petunjuk-petuhjuk yang baik serta ajakan mereka berdialoq (bertukar pikiran) dengan cara
yang sebaik-baiknya. (QS An Nahl 125).
Ada yang menyebutkan bahwa beliau berasal dari Turki. Dan pernah mengembara di Gujarat
sehingga beliau cukup berpengalaman menghadapi orang-orang Hindu di Pulau Jawa.
Gujarat adalah wilayah negeri Hindia yang kebanyakan penduduknya beragama Hindu. Di Jawa,
Kakek Bantal bukan hanya berhadapan dengan masyarakat Hindu, melainkan juga harus
bersabar terhadap mereka yang tak beragama maupun mereka yang terlanjur mengikuti aliran
sesat, juga meluruskan imam dari orang-orang Islam yang bercampur dengan kegiatan Musyrik.
Caranya : Beliau tidak langsung menentang kepercayaan mereka yang salah itu melainkan
mendekati mereka dengan penuh hikmah, beliau tunjukkan keindahan dan ketinggian akhlak
Islami sebagaimana ajaran Nabi Muhammad SAW.
Dari huruf-huruf Arab yang terdapat di batu nisannya dapat diketahui bahwa Syekh Maulana
Malik Ibrahim adalah si Kakek Bantal, penolong fakir miskin, yang dihormati para pangeran dan
para sultan ahli tata negara yang ulung, hal itu menunjukkan betapa hebat perjuangan beliau
terhadap masyarakat, bukan hanya pada kalangan atas melainkan juga pada golongan rakyat
bawah yaitu kaum fakir miskin.
Ayat-ayat Al-Qurán yang tertulis di batu nisannya terdiri dari :
Surat Al-Baqarah ayat 255, terjemahannya :
“Allah, tidak ada Tuhan malainkan Dia, yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus
(makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di
bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa
yang ada di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa
dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi (ilmu dan kekuasaan) Allah meliputi
langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya. Dan Allah Mahatinggi dan
Mahabesar.”
Surat Ali Imran ayat 185, terjemahannya :
29
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah
disempurnakan pahalamu, barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga
maka sesungguhnya ia beruntung. Kehidupan di dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang
memperdayakan.”
Surat Ar-Rahman ayat 25, 27, terjemahannya :
“Semua yang di bumi akan binasa. Dan tetap kekal wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran
dan kemuliaan.”
Surat At-Taubah ayat 21, 22, terjemahannya :
“Tuhan mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat dari pada-Nya, keridhaan
dan surga. Mereka memperoleh di dalamnya kesenangan yang kekal, mereka kekal di dalamnya
selama-lamanya. Sesungguhnya di sisi Allah pahala yang besar.”
Selanjutnya tertulis data siapa yang dimakamkan di kuburan itu. “Inilah makam Almarhum
Almaghfur, yang berharap rahmat Tuhan, kebanggaan para Pangeran, sendiri Sultan dan para
Menteri, penolong para fakir dan miskin, yang berbahagia lagi syahid, cemerlangnya simbol
negara dan agama, Malik Ibrahim yang terkenal dengan Kakek Bantal. Allah meliputinya dengan
Rahmat-Nya dan keridhaan-Nya, dan dimasukkan ke dalam surga. Telah wafat pada hari senin
12 Rabiul Awwal tahun 822 H.”
Menurut literatur yang ada, beliau juga ahli pertanian dan ahli pengobatan. Sejak beliau
berada di Gresik hasil pertanian rakyat Gresik meningkat tajam. Dan orang-orang sakit banyak
yang di sembuhkannya dengan daun-daunan tertentu.
Sifatnya lemah lembut, welas asih dan ramah tamah kepada semua orang, baik sesama muslim
atau dengan non muslim membuatnya terkenal sebagai tokoh masyarakat yang disegani dan
dihormati. Kepribadiannya yang baik itulah yang menarik hati penduduk setempat sehingga
mereka berbondong-bondong masuk agama Islam dengan suka rela dan menjadi pengikut beliau
yang setia.
Sebagai misal, bila beliau menghadapi rakyat jelata yang pengetahuannya masih awam sekali,
beliau tidak menerangkan Islam secara njelimet. Kaum bawah tersebut dibimbing untuk bisa
30
mengolah tanah agar sawah dan ladang mereka dapat dipanen lebih banyak lagi, sesudah itu
mereka dianjurkan bersyukur kepada Yang Memberikan Rezeki, yaitu Allah SWT.
Dikalangan rakyat jelata Syekh Maulana Malik Ibrahim sangat terkenal, terutama dari kalangan
kasta rendah. Sebagaimana diketahui agama Hindu membagi masyarakat menjadi empat kasta;
kasta Brahmana, Ksatria, Waisya dan Sudra. Dari keempat kasta tersebut kasta Sudra adalah
yang paling rendah dan sering ditindas oleh kasta-kasta yang jauh lebih tinggi. Maka ketika
Syekh Maulana Malik Ibrahim menerangkan kedudukan seorang di dalam Islam, orang-orang
Sudra dan Waisya banyak yang tertarik, Syekh Maulana Malik Ibrahim menjelaskan bahwa dalam
agama Islam semua manusia sama sederajat. Orang sudra boleh saja bergaul dengan kalangan
yang lebih atas, tidak dibeda-bedakan. Di hadapan Allah semua manusia adalah sama, yang
paling mulia di antara mereka hanyalah yang paling taqwa kepadaNya.
Taqwa itu letaknya di hati, hati yang mengendalikan segala gerak kehidupan manusia untuk
berusaha sekuat-kuatnya mengerjakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangannya.
Dengan taqwa itulah manusia akan hidup berbahagia di dunia hingga di akhirat kelak, orang
yang bertaqwa, sekalipun dia dari kasta Sudra bisa jadi lebih mulia dari pada mereka yang
berkasta Ksatria dan Brahmana.
Mendengar keterangan ini, mereka yang berasal dari kasta Sudra dan Waisya merasa lega,
mereka merasa dibela dan dikembalikan haknya sebagai manusia utuh sehingga wajarlah bila
mereka berbondong-bondong masuk agama Islam dengan suka cita. Setelah pengikutnya
semakin banyak, beliau kemudian mendirikan masjid untuk beribadah bersama-sama dan
mengaji. Dalam membangun masjid ini beliau mendapat bantuan yang tidak sedikit dari Raja
Carmain.
Dan untuk mempersiapkan kader ummat yang nantinya dapat meneruskan perjuangan
menyebarkan Islam ke seluruh Tanah Jawa yang seluruh Nusantara maka beliau kemudian
mendirikan pesantren yang merupakan perguruan Islam. Tempat mendidik dan menggembleng
para santri sebagai calon mubaligh. Pendirian Pesantren yang pertama kali di Nusantara itu
diilhami oleh kebiasaan masyarakat Hindu yaitu para Biksu dan pendeta Brahmana yang
mendidik cantrik dan calon pemimpin agama di mandala-mandala mereka.
Inilah salah satu strategi para wali yang cukup jitu; orang Budha dan Hindu yang mendirikan
mandala-mandala untuk mendidik kader tidak dimusuhi secara frontal, melainkan beliau-beliau
itu mendirikan bentuk Pesantren yang mirip mandala-mandala milik kelompok Hindu dan Budha
tersebut untuk menjaring ummat. Dan ternyata hasilnya sungguh memuaskan, dari pesantren
Gresik kemudian muncul para mubaligh yang menyebar ke seluruh nusantara.
untuk yg belum membaca episode sebelumnya silahkan buka disini Kisah Wali Songo atau ke Kisah Islami untuk episode sebelumnya.
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda
Judul : Kisah Islami "pdf Kisah Wali Songo'
Ditulis Oleh: Unknown
Jika ada yg perlu disampaikan,atau yg perlu ditanyakan pada artikel ini
Judul : Kisah Islami "pdf Kisah Wali Songo'
Ditulis Oleh: Unknown
Jika ada yg perlu disampaikan,atau yg perlu ditanyakan pada artikel ini
Kisah Islami "pdf Kisah Wali Songo'
silahkan hubungi saya Yusrian di 08152021972,pin bb 56bc52d5, 08121313704,Salam Baitulloh...
Relevans Post
Labels:
Kisah Islami
No comments:
Post a Comment